Senin, 27 Januari 2020

PROJECT (RPL)

Soal
1.      Gambarkan Sistem Yang Sedang Berjalan dan Sistem yang diusulkan
2.      Analisis Kebutuhan
3.      Model Pengembangan PL Yang Tepat
4.      Gambarkan Model Perancangan PL (DFD)
Jawab
1.      Sistem Yang Sedang Berjalan



       Sistem Yang Diusulkan



2.      Analisi Kebutuhan
      1) mendata nama koki atau guru resep masakan (devloper).
      2) mendata nama pelanggan/nama pembaca (developer).
      3) mendata jadwal resep masakan (koki/guru resep masakan).
      4) mendata pilihan resep masakan (koki/guru resep masakan) 
      5) membuat resep masakan (koki).
      6) membuat video cara memasak (koki).
      7) bertanya bila ada kesalahan dalam mempraktekkan cara memasak (pembaca/pelanggan).
      8) mengecek hasil (koki/guru resep masakan).
      9) pembaca / pelanggan mendata diri (pembaca/pelanggan).

3. Model Pengembang Perangkat Lunak
  1. Model Sekuensial Linier atau Waterfall Development Model


Model Sekuensial Linier atau sering disebut Model Pengembangan Air Terjun, merupakan paradigma model pengembangan perangkat lunak paling tua, dan paling banyak dipakai. Model ini mengusulkan sebuah pendekatan perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekunsial yang dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh tahapan analisis, desain , kode, pengujian, dan pemeliharaan.
2
Berikut Merupakan Tahapan – tahapan Pengembangan  Model Sekuensial Linear / Waterfall Development Model :
  • Rekayasa dan pemodelan sistem/informasi
Langkah pertama dimulai dengan membangun keseluruhan elemen sistem dan memilah bagian-bagian mana yang akan dijadikan bahan pengembangan perangkat lunak, dengan memperhatikan hubungannya dengan Hardware, User, dan Database.
  • Analisis kebutuhan perangkat lunak
Pada proses ini, dilakukan penganalisaan dan pengumpulan kebutuhan sistem yang meliputi Domain informasi, fungsi yang dibutuhkan unjuk kerja/performansi dan antarmuka.  Hasil penganalisaan dan pengumpulan tersebut didokumentasikan dan diperlihatkan kembali kepada pelanggan.
  • Desain
Pada proses Desain, dilakukan penerjemahan syarat kebutuhan sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuatnya proses pengkodean (coding). Proses ini berfokus pada  struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail algoritma prosedural.
  • Pengkodean
Pengkodean merupakan proses menterjemahkan perancangan desain ke bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, dengan menggunakan bahasa pemrograman.
  • Pengujian
Setelah Proses Pengkodean selesai, dilanjutkan dengan proses pengujian pada program perangkat lunak, baik Pengujian logika internal, maupun Pengujian eksternal fungsional untuk memeriksa segala kemungkinan terjadinya kesalahan dan memeriksa apakah hasil dari pengembangan tersebut sesuai dengan hasil yang diinginkan.
  • Pemeliharaan
Proses Pemeliharaan erupakan bagian paling akhir dari siklus pengembangan dan dilakukan setelah perangkat lunak dipergunakan. Kegiatan yang dilakukan pada proses pemeliharaan antara lain :
  • Corrective Maintenance : yaitu mengoreksi apabila terdapat kesalahan pada perangkat lunak, yang baru terdeteksi pada saat perangkat lunak dipergunakan.
  • Adaptive Maintenance : yaitu dilakukannya penyesuaian/perubahan sesuai dengan lingkungan yang baru, misalnya hardware, periperal, sistem operasi baru, atau sebagai tuntutan atas perkembangan sistem komputer, misalnya penambahan driver, dll.
  • Perfektive Maintenance : Bila perangkat lunak sukses dipergunakan oleh pemakai. Pemeliharaan ditujukan untuk menambah kemampuannya seperti memberikan fungsi-fungsi tambahan, peningkatan kinerja dan sebagainya.
 1
  • Contoh Penerapan dari Pengembangan Model Sekuensial Linear / Waterfall Development Model
Contoh dari penerapan model pengembangan ini adalah pembuatan program pendaftaran online ke suatu Instansi Pendidikan. Program ini akan sangat membantu dalam proses pendaftaran, karena dapat meng-efektifkan waktu serta pendaftar tidak perlu repot-repot langsung mendatangi Instansi Pendidikan. Teknisnya adalah sebagai berikut :
  • Sistem program untuk pendaftaran dibuat menggunakan bahasa pemrograman PHP, dengan Sistem Database yang dibuat menggunakan MySQL, dan diterapkan (diaplikasikan) pada PC (personal computer) dengan sistem operasi berbasis Microsoft Windows, Linux, dan sebagainya.
  • Setelah program selesai dibuat dan kemudian dipergunakan oleh user, programmer akan memelihara serta menambah atau menyesuaikan program dengan kebutuhan serta kondisi user.
  • Kelebihan Model Sekuensial Linear / Waterfall Development Model :
    • Tahapan proses pengembangannya tetap (pasti), mudah diaplikasikan, dan prosesnya teratur.
    • Cocok digunakan untuk produk software/program yang sudah jelas kebutuhannya di awal, sehingga minim kesalahannya.
    • Software yang dikembangkan dengan metode ini biasanya menghasilkan kualitas yang baik.
    • Documen pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap fase harus terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya.
  • Kekurangan Model Sekuensial Linear / Waterfall Development Model :
    • Proyek yang sebenarnya jarang mengikuti alur sekuensial seperti diusulkan, sehingga perubahan yang terjadi dapat menyebabkan hasil yang sudah didapatkan tim pengembang harus diubah kembali/iterasi sering menyebabkan masalah baru.
    • Terjadinya pembagian proyek menjadi tahap-tahap yang tidak fleksibel, karena komitmen harus dilakukan pada tahap awal proses.
    • Sulit untuk mengalami perubahan kebutuhan yang diinginkan oleh customer/pelanggan.
    • Pelanggan harus sabar untuk menanti produk selesai, karena dikerjakan tahap per tahap, dan proses pengerjaanya akan berlanjut ke setiap tahapan bila tahap sebelumnya sudah benar-benar selesai.
    • Perubahan ditengah-tengah pengerjaan produk akan membuat bingung tim pengembang yang sedang membuat produk.
    • Adanya waktu kosong (menganggur) bagi pengembang, karena harus menunggu anggota tim proyek lainnya menuntaskan pekerjaannya.
4. Gambarkan Model Perancangan PL (DFD)

Level Konteks 


Level 0


Level 1


Level 2


by : Rima suci Defriani 
       Cici Agustina Putri

Minggu, 26 Januari 2020

Penjabaran Mengenai Model SDLC ke 12

Model-Model SDLC

Unifed Process SDLC
Unified Process (UP) adalah metodologi pengembangan sistem berbasis objek. Metode ini sudah menjadi salah satu metode yang banyak digunakan dalam pengembangan sistem berorientasi objek. UP memperkenalkan pendekatan baru untuk siklus hidup pengembangan sistem yang menggabungkan perulangan (iterations) dan tahapan (phases) yang disebut dengan siklus hidup UP (UP life cycle). UP mendefinisikan empat tahapan siklus hidup yaitu inceptionelaborationconstruction, dan transition.
Langkah-langkah Unified Process :
  1. inception phase
  2. elaboration phase
  3. contruction phase
  4. transistion phase
by : Rima Suci Defriani

Pengajaran Mengenai Model SDLC ke 11

Model-Model SDLC

Rapid Aplication Development (RAD) Model
RAD (Rapid Application Development) Adalah metodologi pengembangan perangkat lunak (SDLC) yang menggunakan pengabungan antara Prototype Model dengan Iterative Model.
Dalam model RAD (Rapid Application Development), modul fungsional dikembangkan secara paralel sebagai prototip dan terintegrasi untuk membuat produk yang lengkap untuk pengiriman produk yang lebih cepat. Dikarenakan tidak ada rincian planning yang detail, maka memudahkan untuk melakukan perubahan pada saat development berjalan.
Kelebihan RAD (Rapid Application Development)
  • Mudah mengakomodasi peruabahan sistem
  • Progress development bisa di ukur
  • Waktu iterasi bisa di perpendek menggunakan RAD Tools
  • Mengurangi waktu development
  • Mudah dalam menentukan dasar sistem
  • Mempermudah feedback customer
  • Cocok untuk proyek yang membutuhkan waktu pengembangan yang lebih pendek.
  • Cocok untuk sistem yang berbasis komponen dan terukur.
Kekurangan RAD (Rapid Application Development)
  • Ketergantungan pada anggota bisnis tim untuk mengidentifikasi persyaratan bisnis
  • Hanya sistem yang bisa di modularized yang bisa dibangun menggunakan RAD
  • Membutuhkan developer / designer yang berpengalaman
  • Ketergantungan pada keterampilan model
  • Kompleksitas manajemen
  • Tidak dapat diterapkan pada proyek yang kecil / murah
by : Rima Suci Defriani

Pengajaran Mengenai Model SDLC ke 10

Model-Model SDLC


Prototype Model SDLC
Prototype digunakan untuk memungkinkan client/user mengevaluasi sistem yang di rancang di awal oleh developer dan mencobanya sebelum di implementasikan. Hal ini dapat membantu memahami persyaratan pembangunan sistem yang spesifik oleh user dan mungkin belum implementasikan oleh developer selama perancangan produk.
Prototype digunakan untuk memungkinkan client/user mengevaluasi sistem yang di rancang di awal oleh developer dan mencobanya sebelum di implementasikan. Hal ini dapat membantu memahami persyaratan pembangunan sistem yang spesifik oleh user dan mungkin belum implementasikan oleh developer selama perancangan produk.
Kelebihan Prototype :
  • Meningkatnya keterlibatan pengguna dalam produk bahkan sebelum diimplementasi
  • Karena model sistem yang di bangun di share ke user, maka user mendapatkan pemahaman  yang lebih baik tentang sistem yang sedang dikembangkan.
  • Mengurangi waktu dan biaya karena cacat dapat dideteksi jauh lebih awal.
  • Feedback user yang cepat di awal dapat memberikan solusi yang lebih baik
  • Fungsi yang tidak ada dapat diidentifikasi dengan mudah dan cepat
  • Fungsi yang membingungkan dapat di hilangkan
Kekurangan Prototype :
  • Risiko analisis kebutuhan yang tidak mencukupi karena terlalu banyak ketergantungan pada Prototipe
  • Pengguna mungkin bingung dalam prototipe dan sistem sebenarnya.
  • Upaya yang diinvestasikan dalam membangun prototip mungkin terlalu banyak jika tidak dipantau tepat.
  • Pengembang dapat mencoba untuk menggunakan kembali prototipe yang ada untuk membangun sistem yang sebenarnya, Bahkan bila hal itu tidak layak secara teknis.
by : Yelli Aliani

Penjabaran Mengenai Model SDLC ke 9

Model-Model SDLC
  Rational Unified Process (RUP) Model

(RUP) Menurut IBM adalah kerangka proses yang menyediakan simulasi sistem pada industri untuk sistem, software, implementasi, dan manajemen proyek yang efektif. RUP adalah salah satu dari sekian banyak proses yang terdapat di dalam Rational Process Library, yang memberikan simulasi terbaik untuk pengembangan atau kebutuhan proyek. RUP mempunyai beberapa tahapan, yaitu :
  1. Inception
  2. Elaboration
  3. Construction
  4. Transition
  1. Inception – merupakan tahap untuk mengidentifikasi sistem yang akan dikembangkan. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini antara lain mencakup analisis sistem existing, perumusan sistem target, penentuan arsitektur global target, identifikasi kebutuhan, perumusan persyaratan (fungsional, performansi, keamanan, GUI, dll), perumusan kebutuhan pengujian (level unit, integrasi, sistem, performansi, fungsionalitas, keamanan, dll), UML diagram, dan pembuatan dokumentasi.
  2. Elaboration – Elaboration merupakan tahap untuk melakukan desain secara lengkap berdasarkan hasil analisis pada tahap inception. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini antara lain mencakup pembuatan desain arsitektur subsistem (architecture pattern), desain komponen sistem, desain format data (protokol komunikasi), desain database, desain user interface, pemodelan diagram UML (diagram sequence, class, component, deployment, dll.), dan pembuatan dokumentasi
  3. Construction – Construction merupakan tahap untuk mengimplementasikan hasil desain dan melakukan pengujian hasil implementasi. Pada tahap awal construction, ada baiknya dilakukan pemeriksaan ulang hasil analisis dan desain, terutama desain pada sequence diagram, class diagram, component dan deployment. Apabila desain yang dibuat telah sesuai dengan analisis sistem, maka implementasi dengan bahasa pemrogramanan tertentu dapat dilakukan. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini antara lain mencakup pengujian hasil analisis dan desain, pendataan kebutuhan implementasi lengkap (berpedoman pada identifikasi kebutuhan di tahap analisis), penentuan coding pattern yang digunakan, pembuatan program, pengujian, optimasi program, pendataan berbagai kemungkinan pengembangan atau perbaikan lebih lanjut, dan pembuatan dokumentasi.
  4. Transition –  Transition merupakan tahap untuk menyerahkan sistem aplikasi kepada user (roll-out), yang umumnya mencakup pelatihan dan beta testing aplikasi.
by : Yelli Aliani

Pengajaran Mengenai Model SDLC ke 8

Model-Model SDLC


 Big Bang SDLC
V-Model adalah model SDLC dimana pelaksanaan proses yang terjadi secara berurutan dalam bentuk-V. Dikenal juga sebagai model Verifikasi dan Validasi.
V-Model merupakan perluasan dari waterfall model  dan didasarkan pada asosiasi dari fase pengujian untuk setiap tahap pengembangan yang sesuai. Ini berarti bahwa untuk setiap fase tunggal dalam siklus pengembangan, ada tahap pengujian terkait langsung. Ini adalah model yang sangat disiplin dan tahap berikutnya dimulai setelah selesainya tahap sebelumnya.
Kelebihan dari V-Model SDLC :
  • Ini adalah model yang sangat-disiplin dan Tahapan selesai satu per satu.
  • Bekerja dengan baik untuk proyek-proyek yang lebih kecil dimana persyaratan dipahami dengan baik.
  • Sederhana dan mudah dimengerti dan digunakan.
  • Mudah dikelola karena setiap fase memiliki spesifik kiriman dan proses review.
Kekurangan dari V-Model SDLC
  • Berisiko tinggi dan ketidakpastian.
  • Tidak cocok untuk proyek-proyek yang kompleks dan berorientasi objek.
  • Tidak cocok untuk proyek-proyek dimana persyaratan beresiko tinggi
  • Tidak cocok untuk proyek-proyek yang lama dan berkelanjutan.
  • Setelah aplikasi dalam tahap pengujian, sulit untuk kembali dan mengubah fungsionalitas.

 by : Yelli Aliani


Pengajaran Mengenai Model SDLC ke 7

Model-Model SDLC

V Model SDLC
V-Model adalah model SDLC dimana pelaksanaan proses yang terjadi secara berurutan dalam bentuk-V. Dikenal juga sebagai model Verifikasi dan Validasi.
V-Model merupakan perluasan dari waterfall model  dan didasarkan pada asosiasi dari fase pengujian untuk setiap tahap pengembangan yang sesuai. Ini berarti bahwa untuk setiap fase tunggal dalam siklus pengembangan, ada tahap pengujian terkait langsung. Ini adalah model yang sangat disiplin dan tahap berikutnya dimulai setelah selesainya tahap sebelumnya.
Kelebihan dari V-Model SDLC :
  • Ini adalah model yang sangat-disiplin dan Tahapan selesai satu per satu.
  • Bekerja dengan baik untuk proyek-proyek yang lebih kecil dimana persyaratan dipahami dengan baik.
  • Sederhana dan mudah dimengerti dan digunakan.
  • Mudah dikelola karena setiap fase memiliki spesifik kiriman dan proses review.
Kekurangan dari V-Model SDLC :
  • Berisiko tinggi dan ketidakpastian.
  • Tidak cocok untuk proyek-proyek yang kompleks dan berorientasi objek.
  • Tidak cocok untuk proyek-proyek dimana persyaratan beresiko tinggi
  • Tidak cocok untuk proyek-proyek yang lama dan berkelanjutan.
  • Setelah aplikasi dalam tahap pengujian, sulit untuk kembali dan mengubah fungsionalitas.
by : Rima Suci Defriani

PROJECT (RPL)

Soal 1.       Gambarkan Sistem Yang Sedang Berjalan dan Sistem yang diusulkan 2.       Analisis Kebutuhan 3.       Model Pengembangan...